Apakah Pertanyaan = Protes???
12.00 Posted In Idly To Productive Edit This 0 Comments »Sebuah pertanyaan yang sempat dilontarkan seorang kawan melalui chat yang tak sempat ku balas karena pada saat itu jiwaku ada didunia lain (a.k.a tidur –red). Menurutku pertanyaan ini unik karena akan menimbulkan pertanyaan dalam diri orang yang ditanya(aku sendiri –red). Kenapa? Kata itulah yang pertama muncul dibenakku saat membacanya. Ntah kenapa aku tidak langsung mencari jawabannya malah menanyakan kembali tentang pertanyaan itu. Apakah karena itu merupakan sistem pertahanan diri dalam diriku ataukah itu karena aku termasuk orang yang kritis sehingga bertanya lagi atau mungkin ada alasan lain (i don’t think so).
Sebelum menadapat jawaban atas pertanyaan di benakku itu, pikiranku teralih untuk mencari jawaban tentang pertanyaan tersebut, Apakah Pertanyaan = Protes? Dalam diam aku berusaha mencari jawabannya. Pada saat browsing aku masih mencari jawabannya. Pada saat chating aku berusaha mencari jawabannya. Pada saat makan aku terus mencari jawabannya. Untunglah aku tidak mencari jawabannya pada saat sholat(menggannggu ke-khusyu’-an –red). Namun, belum kutemukan jawaban pasti dari pertanyaan itu. Yang ku peroleh hanya sebuah kata “Mungkin”.
Sebuah kata yang tak dapat menjawab pertanyaan karena menandakan adanya keraguan dalam menjawab sebuah pertanyaan. Disisi lain kata tersebut mengandung arti bahwa ada sebuah kondisi dimana jawaban dari sebuah pertanyaan itu adalah “A” dan pada kondisi lain jawabannya adalah “B”, “C” ..., atau “Z”.
Yups, akhirnya...
Setelah menguraikan pertanyaan itu dalam tulisan ini, Aku memperoleh sebuah titik terang dalam menjawab pertanyaan itu, walaupun sebenarnya titik terang itu merupakan pertanyaan-pertanyaan baru dan tentu saja menguras otak untuk mencari jawabannya yang kemungkinan menimbulkan pertanyaan baru yang lainnya (Hoaam... cuapek deh). Tapi mungkin begitulah proses Demokrasi( jadi g’ nyambung nih). Tunggu, sabar sedikit. Saya sedang memikirkan cara untuk menhubungkannya dengan demokrasi (a.k.a maksa, hehehe). ... ... ...
Eureka, akhirnya kutemukan cara untuk menghubungkannya dengan demokrasi (kayaknya bukan paksaan). Pertanyaan-pertanyaan yang muncul mewakili argumen-argumen yang ada dalam pikiran. Pertanyaan tersebut memiliki jawaban masing-masing dan memiliki kekuatan masing-masing. Argumen yang meyakinkan akan terpilih menjadi jawaban yang mewakili pertanyaan yang muncul diawal. Secara ringkas begitulah proses demokrasi yang terjadi dalam benak seseorang. Bingung kan??? Sya aja bingung... masa kalian tidak bingung... ga papalah yang penting bisa ketawa(Lebay Mode=ON)
Yups, Akhirnya Lagi...
Dah sampai mana ya??? O y, pertanyaan lain yang muncul adalah pada kondisi apa pertanyaan “Apakah Petanyaan=Protes?” bernilai 1 dan pada kondisi apa bernilai 0 (Sok IF dikit gpp kan???). kayaknya bakal memunculkan pertanyaan baru lagi nih. Tapi, emm... sudah ah, kelamaan jadinya. Langsung jawab aja. Pertanyaan itu bernilai 1 pada kondisi pertanyaan yang dilontarkan adalah protes dan bernilai 0 jika pertanyaan yang dilontarkan bukan protes. Wakakkakak... cape’ kan??? Aku juga cape’ dapat konklusi kayak gitu. Tapi mau gimana lagi, emang begitulah proses demokrasi. Butuh waktu lama, butuh pengorbanan lebih, terkadang membuata pusing dll tapi hasilnya jauh dari ekspektasi. Tapi sabar dulu, Aku tidak mau mngecawakan penonton so, akan kuberi jawaban yang mungkin bisa memuaskan penonton, klo belum puas silakan cari tempat untuk memuaskan diri karena disini blog tulisan ini bukan alat pemuas (alay gan...).
Yups, akhir dari Akhirnya... (mudah2an, krn aku pun berharap begitu)
Jawaban:
1. Jika pertanyaan yang dilontarkan dilakukan secara frontal dengan tekanan yang terus menerus baik itu sehingga membuat orang merasa tertekan dan akhirnya tidak dapat menyeimbangi pertanyaan tersebut maka pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan itu merupakan Protes buat orang yang ditanya.
2. Jika pertanyaan yang dilontarkan tidak frontal dan terkesan ingin tau, maka pertanyaan itu bukan merupakan protes.
3. Sebenarnya apapun pertanyaannya, bagaimanapun metodenya dalam mengajuka pertanyaan, siapapun yang bertanya, serta pun-pun yang lainnya. Jika seseorang menghadapi pertanyaan itu dengan hati yang lapang, pikiran yang tenang, maka pertanyaan itu bisa menjadi input positif buatnya(orang yg ditanya –red).
Ringkasan:
· Pertanyan != Protes => Orang yang ditanya memiliki hati yang lapang dan pikiran yang tenang.
· Saya tidak menganggap pertanyaan itu = Protes.
· Kesimpulan: Saya termasuk orang yang memiliki hati yang lapang dan pikiran yang tenang.
Yes... akhirnya aku mengakhiri tulisan ini dengan Narsis, wakakakak. (a.k.a puji ale makkasolang)
Ebook Teknik Sipil
10.10 Posted In Civil Engineering Edit This 1 Comment »Sekedar berbagi dengan teman-teman semua. Ini ada beberapa link untuk mendownload ebook Teknik Sipil yang di ambila dari forum tetangga --Astalavista.MS forum -- semoga berguna.
Password untuk membuka file yang dikompress adalah : free2share
JILBAB
02.01 Posted In Islamic Edit This 0 Comments »Konstruksi Pelangi, Fenomena Pembiasan Cahaya
19.04 Posted In Science Edit This 2 Comments »Ketika memandang pelangi timbul perasaan takjub akan keindahan yang diciptakan oleh Khaaliq. Apalagi pancaran keindahannya itu adalah peristiwa langka dan jarang ditemui. Sehingga tidak salah kalau dikatakn bahwa beruntunglah orang yg memperoleh kesempatan untuk menyaksikan pelangi. Ia dapat menyaksiakan keindahan yang diciptakan oleh Maha Indah sambil memuji kepadanya. Tak Jarang juga kita menemui kata "pelangi" digunakan untuk mendeskripsikan keindahan sesuatu mulai dari Novel seperti laskar pelangi, kumpulan cerpen seperti sahabat pelangi, judul lagu seperti pelangi di matamu, hingga nama blogpun banyak yang menggunakan kata pelangi salah satunya blog saya ini "Konstruksi Pelangi".
Sebagian dari kita mungkin dah sering melihat pelangi itu, tapi tahukah kita bagaimana sebenarnya keindahan gradasi warna pelangi itu terjadi??? Kenapa Pelangi bentuknya busur??? Kenapa terjadi pada saat mendung atau ketika hujan sudah mulai mereda???
Bagaimana pelangi terbentuk
Cara paling mudah untuk menjelaskan terbentuknya pelangi adalah dengan mengamati buih sabun--terutama bagi yang biasa nyuci baju sendiri, hheheh--ketika disinari oaleh matahari. Kita akan melihat berbagai warna pada permukaan buih sabun itu akibat cahaya yang menyinarinya. Sebagian orang mungkin akan heran plus kaget dan bertanya, Gokil!!! Koq bisa gitu??? Dari satu warna berubah menjafi beberapa warna??? Apa sih yang terjadi shehingga warnanya menajdi banyak???
Peristiwa yang terjadi adalah cahaya putih yang berasal dari sinar matahari dibiaskan menjadi beberapa warna. Peristiwa pembiasan itu sendiri terjadi karena adanya cahaya yang melalui dua medium yang berbeda atau lebih(dalam hal ini adalah udara dan air). Pada saat sinar melalui dua medim berbeda terjadi perubahan sifat cahaya. Ada yang dibteruskan tpi dibelokkan dan ada yang dipantulkan. Tapi kedua peristiwa itu bukan penyebab terjadinya pelangi. Pelangi terjadi karena cahaya yang merupakan gelombang pada saat melalu air, mangalami perubahan panjang gelombang. Nah, perubahan Ppanjang gelombang inilah yang mnyebabkan terjadinya beberapa warna. Berbagai panjang gelombang cahaya yang terjadi direspon oleh mata kita sebagai merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Panjang gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna bernu
ansa dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut "spektrum". Di dalam spektrum, garis merah selalu berada pada salah satu ujung dan biri serta ungu disisi lain, dan ini ditentukan oleh perbedaan panjang gelombang.
Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi kita harus berada diantara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang kita. Matahari, mata kita dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------